Home » , , » Sinopsis Insya Allah Surga Kamis 7 Mei 2020

Sinopsis Insya Allah Surga Kamis 7 Mei 2020

Posted by Sisnet TV

Sinopsis Insya Allah Surga Kamis 7 Mei 2020
Sinopsis Insya Allah Surga Kamis 7 Mei 2020
Sisnettv.comSinopsis Insya Allah Surga Kamis 7 Mei 2020. Gempa sudah reda, sekarang hampir sebagian warga desa mengungsi di Mushola, termasuk Ucok, Karyo, Tatang dan eman-emaknya. Semua pada parno takut mati, saking parnonya semua menjadi damai, yang punya konflik pada maaf-maafan, yang merasa banyak dosa pada tobat, yang punya utang juga pada bayar.

Ucok, Karyo, Tatang dan para emak juga berdamai. Mereka sepakat nggak mau bersaing lagi perebutin warisan, karena kalau mati kan tidak bawa apa-apa. Ustaz Ali senang karena Mushola jadi ramai, meski tujuan warga di situ untuk ngungsi, namun di waktu salat mereka semua berjamaah meski hanya pas salat Maghrib saja.

Ustaz Ali meminta agar warga jangan menjadi takut berlebihan, karena di balik bencana ini pasti ada hikmah dari Allah SWT.  Ustaz Ali dan Pak Kades meminta warga kembali ke rumahnya masing-masing, namun gara-gara omongan Ucok warga tetap mau bertahan di situ. Ucok bilang, lebih baik tetap ngungsi di musala, menjadi kalau nanti ada gempa susulan dan kita mati, matinya di musala, dijamin masuk surga tuh.
Padahal Ucok ngomong begitu supaya Asma nggak pulang dan ikut ngungsi di situ, kan menjadi bisa ketemu terus. Namun sayangnya Asma memilih pulang. Salwa juga disuruh pulang sama Pak Kades, padahal Salwa pengen tetap ngungsi di Mushola biar bisa sama Tatang terus.

Ucok dan mamaknya ngenes banget karena rumah yang mau dijual kabarnya roboh karna gempa, Ucok gagal dapat komisi, untung Tatang, Karyo dan emak-emaknya masih pada parno gempa, jadi Ucok dan mamaknya bebas dari bully-an mereka.    

Hari itu sumbangan dari luar desa berdatangan, ada sembako maupun uang. Untuk mengurus sumbangan sembako, Ali menyuruh Asma, Salwa, Atun dan Umar yang mengatur. Sementara untuk sumbangan uang, Ali mempercayakan Ucok, Karyo dan Tatang yang memegang.

Pak Kades dan Nurdin langsung protes ke Ali, yakin percayain mereka bertiga pegang uang?!.. Ali minta Pak Kades dan Nurdin tak souzon dulu. Karna menurut Ali sekarang mereka bertiga sudah pada tobat dan berusaha menjadi orang baik, Ali bersedia menjadi jaminannya jika terjadi apa-apa pada uang sumbangan itu.

Sementara itu, diam-diam Asma makin kagum sama Tatang yang sekarang semangat untuk menjadi cowok sholeh. Tatang juga bahagia banget karena sekarang Asma menjadi sering nunjukin perhatian padanya. Misalnya saat Tatang meriang, Asma membuatkan Tatang jamu.

Ucok jadi cemburu, dia pura-pura sakit juga, bahkan Ucok bilang sakitnya borongan, mulai dari meriang, masuk angin, pusing, batuk, encok sampai asam urat. Asma juga akan buatkan Ucok jamu, Ucok girang banget. Namun pas diminum, jamunya pahit banget. Kan sakitnya banyak menjadi ramuannya banyak juga, kata Asma. Ucok terpaksa minum sampai habis demi tidak mengecewakan Asma.

Malam itu saat semua sudah tidur pulas, pelan-pelan Karyo mau mengambil amplop uang yang disimpan di tas-nya Tatang.Namun karena tas itu dijadikan bantal oleh Tatang, ngambilnya jadi susah. Namun akhirnya Karyo bisa juga mengambil tas itu. Baru saja mau buka tasnya, tiba-tiba pundak Karyo ditepuk dari belakang oleh seseorang. Pas Karyo noleh, orang itu adalah almarhum H.Ridwan. Kontan Karyo langsung pingsan.

Namun padahal, itu bukan arwah maupun hantunya H.Ridwan. Yang nepuk Karyo adalah Nurdin, karna sangking tegangnya Karyo  menjadi halu, melihat orang jadi seperti melihat sosok bapaknya. Namun mirisnya Nurdin malah memanfaatkan kesempatan itu, Nurdin mengambil uang dari amplop sumbangan itu.

Iklan Dibawah

0 komentar:

Post a Comment